Karya Tulis



“Filosofi Hari Ulang Tahun”
(and a friendship)
Aku adalah siswa di suatu sekolah favorit di Jakarta. Aku lahir di Jakarta 14 November 1999, Jessica namaku. Mimpi-mimpiku terukir ketika aku duduk di bangku kelas dua SMA, aku ingin menjadi seorang penulis yang handal dan seorang debters yang hebat. Aku memiliki sahabat-sahabat yang kuat dan tak akan pernah meninggalkanku. Dia adalah sejumlah buku dan sejumlah pulpen, mungkin terlihat aneh, tapi itulah kenyataannya. Tapi tentang persahabatan yang nyata, entah apa artinya. Menurutku mungkin sahabat atau bukan sahabat sama saja, tak lebih dari seekor kelinci dan kucing yang disatukan dalam sebuah tempat. Dan ketika mereka telah terlepas dari tempat itu, mereka akan saling menjauh dan tak mengenal satu sama lain. Presepsiku tentang persahabatan itu memang mungkin terlalu sempit, tapi apa artinya persahabatan jika mereka saling mengenal dan dekat hanya jika mereka dalam satu tempat atau satu moment tertentu?.
Tak berbeda jauh dengan presepsiku tentang sahabat, hari ulang tahunpun tak begitu berharga bagiku. Mungkin seperti peringatan sementara mengenai sisa hidup yang aku miliki. Tapi aku perlahan mencoba memahami apa arti dari hari ulang tahun. Aku mulai sadar ketika sahabatku memberi tahuku tentang bagaimana pentingna hari ulang tahun. Seperti hari ini, ya. Hari ini adalah tepat hari sabtu 14 Maret 2015, dan hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-16. Menurut sahabatku itu, kebanyakan orang yang berulang tahun jika ditanya tentang hari ulang tahunnya dapat dipastikan mereka akan dengan fasih menjawab tanggal sekian, bulan sekian, dan tahun sekian. Jika ditanya apakah kamu marayakan hari ulang tahunmu? Mereka akan dengan tegas menjawab “Ya.” Meskipun berbeda-beda cara mereka merayakannya, ada yang besar-besaran, ada yang kecil-kecilan atau sederhana di rumah dengan keluarga, dan ada yang boros-borosan dengan sahabat di sebuah café atau di restoran demi menjaga solidaritas dengan sahabat atau teman dekat.
Jika bicara tentang kado di hari ulang tahun, apa sih kado yang terbaik? Apa jam tangan super mewah?, atau baju super mahal?, atau sepatu super keren?, atau buku yang tebal dan butuh waktu berbulan-bulan untuk dapat selesai membacanya. Sahabatku pikir semua barang itu tak sebanding dengan do’a yang diberikan orang-orang tulus yang dengan kesadaran dan dengan ketulusannya sengaja mendo’akan kita disetiap akhir solatnya. Kebanyakan di antara kita hanya mementingkan apa yang akan kita lakukan di hari ulang tahun kita, pesta apa yang akan kita buat, kado apa yang bisa kita berikan pada mereka-mereka yang sedang berulang tahun. Tanpa memikirkan apa sih artinya hari ulang tahun? Apa sih substansi dalam hari ulang tahun itu?. Apakah hanya sebuah kata yang tidak menggambarkan apapun, atau hari dimana kita mendapat banyak kado dan ucapan dari orang-orang terdekat, atau hari dimana kita bersenang-senang dengan sahabat dan kerabat dekat.
Tentu lebih besar makna hari ulang tahun di bandingkan semua hal itu, “menurutnya”. Sebagian besar diantara kita hanya terjebak pada selebrasi yang bersifat formal. Gegap-gempita tak cukup mampu menghadirkan makna hari ulang tahun bagi diri kita. Ulang tahu mulanya adalah pengingat bagi diri kita, bahwa seiring waktu berjalan usia kita semakin bertambah. Dengan bertambahnya usia, kedewasaan, kemandirian dan pengetahuan kitapun kian meningkat. Ulang tahunpun dapat membuat kita lebih dewasa, mandiri, dan lebih bijak dalam menyikapi segala hal dalam dunia ini. Ulang tahun juga sebuah “warning” bagi diri kita bahwa dengan bertambahnya usia, berarti sisa usia dalam hidup kita semakin berkurang.
Tak jauh beda dengan mimpi-mimpi yang aku bayangkan. Kadang sebuah ucapan “selamat ulang tahun” digambarkan menjadi sebuah ucapan yang buruk bahkan mereka tak ingin mendengarnya. Mereka beranggapan bahwa mereka akan bertambah tua ketika mereka menerima ucapan “happy birthday” yang diberikan kepada mereka. Mereka berfikir bahwa dengan ulang tahun satu hari, umur mereka akan bertambah banyak. Menurutnya presepsi itu tak terlalu benar, ya memang mereka akan bertambah tua ketika mereka berulang tahun, tapi bukan dengan ulang tahun sehari usia mereka bertambah banyak. Apa mereka lupa? Dengan hari yang mereka lewati sampai akhirnya mereka menemui hari ulang tahun mereka. Jadi, bukan dengan ulang tahun satu hari terus umur mereka bertambah banyak, tapi dengan banyak hari yang mereka lewati umur mereka bertambah satu tahun.
Dan tentang persahabatan, mungkin lebih tepat jika diartikan dengan, “menjadi sahabat bukan berarti harus selalu bersama dan malah mengorbankan masa depan satu sama lain. Mereka memiliki jalannya masing-masing, dan mungkin itulah jalan yang harus mereka pilih. Jadi, jangan pernah berfikir bahwa sahabat adalah seorang teman musiman yang hanya ada di saat-saat tertentu, bahkan lebih buruk”.
  

Komentar

Postingan Populer